UCAPAN SELAMAT DATANG

Sabtu, 31 Oktober 2009

KOMUIKASI MASA

Tugas Komunikasi Masa

1. Jelaskan secara detail apa saja yang anda ketahui tentang surat kabar Media Indonesia dan SINDO baik menyangkut organisasi perusahaan dan keredaksian (bisa Anda lihat di “box”), maupun isi serta gaya bahasa dari kedua surat kabar tersebut?

Jawab:

Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 January 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia. Tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.

Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah PT. Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondandia Lama No. 46 Jakarta.Awal tahun 1995, bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi – Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Sejarah panjang serta motto “ Pembawa Suara Rakyat “ yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun.

Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada “benang merah yaitu dalam karakter kebangsaannya. Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan ini ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.

Tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah : Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Saur Hutabarat dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.

Koran Seputar Indonesia (Koran SINDO) terbit perdana, pada 30 Juni 2005, dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), anak perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Koran SINDO terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 40 halaman dengan 3 bagian sedangkan Minggu terbit 40 halaman edisi akhir minggu. Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia dari 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 60% dan pembaca wanita sebanyak 40%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah oplah sebesar 336.000 pembaca.

Di dalam tatanan negara maju, pers telah menjadi bagian yang sangat penting, karena pers memiliki kekuatan dan peranan strategis dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Pers berperan sebagai penyeimbang dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Kekuatan inilah yang mengantarkan pers pada urutan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Oleh karenanya, agar kekuatan dan peran pers yang sangat besar itu tidak disalahartikan dan disalahtafsirkan, pers dituntut untuk menggunakan fungsinya dengan tepat, sesuai dengan standar jurnalisme yang benar. Pers juga harus memiliki peran penyeimbang agar tidak menjurus kearah trial by press.

Inilah amanat yang akan dan harus diemban Koran Seputar Indonesia. Sebagai surat kabar baru yang lahir di tengah ketatnya persaingan penerbitan persuratkabaran di tanah air. Koran Seputar Indonesia terbit perdana, pada 30 Juni 2005. Dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), sub-sidiary dari PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, TPI, Global TV dan Trijaya Network. PT. MNC sudah sangat berpenga- laman dalam mengelola media serta terbilang mapan dan berpengaruh, baik di kalangan masyarakat maupun pengambil keputusan. Sebagai surat kabar baru, Koran Seputar Indonesia ditujukan untuk memudahkan sekaligus memenuhi kebutuhan pembaca dalam satu keluarga. Pada saat sang Bapak memilih news, sang Ibu bisa leluasa membaca lifestyle, sedangkan si Anak bebas membaca sport. Atau sang Bapak bisa membawa news ke kantor dengan meninggalkan lifestyle untuk dibaca Ibu di rumah, sementara si Anak memasukkan sport ke dalam tas untuk dibaca dalam perjalanan. Pendeknya, mereka bisa bertukar section tanpa harus mengganggu keasyikan masing-masing. Koran Seputar Indonesia hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat, mendalam, penuh gaya dan warna. Koran Seputar Indonesia juga akan menyapa pembaca dengan sentuhan jurnalisme khas untuk selalu memberikan lebih dari sekadar berita. Apalagi ditunjang dengan kreatifitas visual yang progresif dan tidak konservatif, Koran Seputar Indonesia yakin akan menjadi media yang unik. Sajian berita yang bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang ramah (tidak berdarah-darah), aktual dan informatif, karena berita terkini disajikan dengan ringkas dan jelas dengan topik-topik yang hangat. Koran yang menghibur karena didukung oleh desain yang menarik dan tidak membuat kening berkerut. Mampu mengakomodasi Feature Lifestyle dan Infotainment sekuat berita. Sajian berita yang bersifat Non Partisan atau tidak memihak dan dapat dipercaya Koran yang bersifat Young and Friendly Newspaper, tercermin dari penggunaan bahasa yang renyah dan sarat dengan unsur partisipasi publik, dan mampu menyajikan gaya hidup yang meliputi in depth news, lifestyle, sport, dan entertainment. Terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 44 halaman dengan 3 bagian/ section.

Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia 18 tahun ke atas. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 52% dan pembaca wanita sebanyak 48%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah pembaca sebesar 1 juta orang. Karakteristik pembaca memiliki kebiasaan membaca lebih dari satu surat kabar, karena tidak ingin tertinggal informasi penting dan informasi hiburan dalam waktu yang bersamaan. Termasuk kelompok masyarakat yang haus informasi dan inovatif sehingga mudah menerima hal baru.

Slogan Koran SINDO adalah “Satu Koran Segala Berita”.

2. Pada salah satu edisinya, MEDIA INDONESIA memuat laporan mendalam tentang kunjungan/safari politik suya palloh ke berbagai daerah Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi ketua umum Golkar pada Munas Golkar. Sementara pada hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan dari PRO (Manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televise swasta yang berlokasi di kawasan TMII itu berada di ambang bangkrut dan mismanajemen. jelaskan mengapa kedua surat kabar tersebut menonjolkan berita tertentu, dan menyembunyikan berita yang lain dengan perspektif Teori Agenda Setting?

Jawaban:

Latar belakang :

Jakarta (SuaraMedia News) - Sikap percaya diri yang ditunjukkan kandidat calon Ketua Umum Partai Golongan Karya Surya Paloh dengan mengklaim dukungan dari sejumlah Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II kembali menuai kontroversi.Kali ini, Forum DPD Tingkat II se-Indonesia menyatakan bantahan telah memberikan dukungan kepada pemilik Media Grup itu.Ketua Forum DPD II se-Indonesia, Muntasir Hamid menyesalkan aksi klaim yang sering dipertontonkan Paloh dalam iklan dan saat bersafari politik. Hamid menuturkan sikap resmi DPD II akan ditunjukkan saat Musyawarah Nasional Partai Golkar 5-7 Oktober mendatang di Pekanbaru, Riau."Seolah-olah kita sudah mendukung kandidat tesebut. Buat kami hal itu adalah kebohongan publik dan direkayasa," ujar Muntasir bersama 8 perwakilan DPD II dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (29/9/2009).Dia mendesak Paloh segera mengklarifikasi dan meminta maatf atas aksi klaimnya tersebut. Sebagai politisi senior, Paloh diminta memberikan pendidikan politik yang baik di masyarakat.Sementara itu, Forum DPD II secara bulat mendukung penuh Aburizal Bakrie sebagai calon Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu. Ical, sapaan Aburizal, dianggap mampu menjadi pemersatu Partai Golkar. "Kami mendukung penuh pencalonan Aburizal Bakrie," kata dia.Sebelumnya, Salah satu kandidat yang disebut-sebut akan maju dalam bursa pemilihan ketua Umum Golkar Yuddy Chrisnandi menilai klaim dukungan yang selama ini dilontarkan oleh beberapa kandidat calon ketua umum maupun tim suksesnya dinilai tidak masuk akal dan sulit dimengerti.
Ia mencontohkan dukungan DPD tingkat 1 maupun II diklaim calon tertentu hingga mencapai lebih dari 50% atau 300-400 suara dinilainya sulit dinalar.Seperti diketahui klaim-klaim tersebut kerap dilontarkan Surya Paloh saat melakukan kunjungan-kunjungan ke daerah. "Besok yang akan memilih itu 531 suara. Yaitu 487 dari tingkat II dan 33 dari tingkat I. Sementara sisanya untuk ormas maupun DPP. Maka sulit dinalar kalau saat ini ada yang mengklaim didukung 300-400 suara atau lebih dari 50%. Karena nanti hasilnya jadi inflasi/kelebihan suaranya kalau dijumlah total," kata Yudi usai melakukan pertemuan dengan DPD Golkar DIY.Yudi menambahkan dirinya sejauh ini juga tidak pernah mengklaim didukung oleh DPD Golkar manapun meski ia juga telah melakukan komunikasi politik di beberapa daerah seperti DIY, Sulawesi, Kalimantan hingga Jawa Timur. Dalam kesempatan tadi Yudi juga menolak secara tegas wacana pemilihan ketua umum Golkar secara aklamasi karena tidak demokratis. Sehingga diharapkan semua kandidat ketua umum bisa memiliki kesempatan yang sama dalam pemilihan mendatang."Saya menolak aklamasi karena tidak demokratis dan semua kandidat bisa punya kesempatan yang sama. Jangan nantinya pilih kucing dalam karung," imbuhnya.Kepada wartawan Yuddy juga berharap agar semua kandidat nantinya bisa menyampaikan visi dan misinya.Diprediksi dalam pemilihan ketua umum Golkar mendatang hanya akan diikuti sekira 3-4 orang kandidat saja. Kader Golkar yang menyatakan diri akan maju dalam pemilihan adalah Yuddy Chrisnandi, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Tommy Soeharto.Sementara itu, iklan calon Ketua Umum Partai Golkar, Surya Paloh, di sebuah koran nasional membuahkan keluhan dari sejumlah Dewan Pimpinan Daerah tingkat II Golkar. Mereka mengeluh, karena merasa belum memberikan dukungan secara resmi kepada Surya Paloh.Fakta itu diungkap Ketua Forum Komunikasi DPD Partai Golkar Kota dan Kabupaten seluruh Indonesia, Muntasir Hamid, dalam jumpa pers di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa 29 September 2009.

"Pencantuman dukungan secara terbuka tersebut mengandung kebohongan publik," kata Muntasir. "Banyak teman-teman DPD yang langsung menelepon saya, ada sekitar 80 DPD," katanya.Keluhan yang muncul misalnya, mereka merasa tak pernah dihubungi atau diajak bicara oleh Surya Paloh. "Ada yang dari Aceh, ada yang dari Sumatera Utara, Papua dan lain-lain. Mereka menangis, ada apa ini," ujar Muntasir. "Kenapa ada klaim-klaim seperti ini?"Menurut Muntasir, seharusnya Partai Golkar sebagai partai politik besar, jangan dihancurkan dengan iklan-iklan seperti ini. "Tapi saya menyarankan pada teman-teman di daerah, jangan membawa kasus ini ke jalur hukum. Kalau perlu, meminta maaf saja kepada teman DPD," katanya. "Bagaimanapun Pak Surya Paloh adalah teman kita. Beliau orang Golkar juga," ujarnya.Dalam iklan di harian Seputar Indonesia, Surya Paloh mengklaim meraih dukungan 300-an DPD I dan II Partai Golkar se-Indonesia. Paloh mengklaim, 90 persen dukungan itu diputuskan dalam rapat pleno masing-masing DPD.Untuk diketahui, setiap DPD I atau II Partai Golkar memiliki satu suara dalam pemilihan Ketua Umum Golkar yang diselenggarakan 4-7 Oktober 2009 di Pekanbaru, Riau. Pemilik suara lainnya adalah DPP, organisasi pendiri Golkar dan organisasi yang didirikan Golkar sehingga total terdapat 500an suara

KORAN SEPUTAR INDONESIA

Surabaya (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menilai putusan pailit yang dijatuhkan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat terhadap PT Cipta TPI (TPI) pada 14 Oktober lalu mengancam 1.083 pekerja.Dalam rilis yang diterima ANTARA Biro Jatim, Minggu, AJI Indonesia meminta manajemen TPI tidak menelantarkan pekerja ketika pailit benar-benar terjadi dengan memenuhi seluruh hak-hak pekerja TPI.Menurut AJI, putusan pailit itu kini membuat resah 1.083 pekerja stasiun teve milik grup Media Nusantara Citra (MNC) itu.Putusan itu dinilai AJI Indonesia akan dapat berimbas buruk atas diabaikannya hak-hak pekerja hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Apalagi, sejumlah kasus pailit memang kerap membuat pengusaha lebih memilih untuk mengabaikan hak-hak pekerja atau pekerja hanya masuk dalam "hitungan" terakhir, karena pengusaha cenderung membagikan aset kepada kreditor dan pemegang saham. AJI mencatat sengkarut pailit TPI bermula dari gugatan Crown Capital Global Limited yang mengklaim telah memegang obligasi TPI senilai 53 juta dolar AS. Obligasi itu diterbitkan pada 24 Desember 1996 dan jatuh tempo pada 24 Desember 2006, tetapi hingga tanggal jatuh tempo, TPI tak kunjung melunasi utang itu sehingga Crown pun mengajukan gugatan pailit.Meski dalam pada neraca keuangan TPI pada 2007 dan 2008 utang obligasi itu tak tercantum lagi, namun majelis hakim berpendapat sepanjang persidangan tidak ada pihak yang membuktikan pelunasan tagihan pada 2007 dan 2008. Oleh karena itu, majelis hakim menilai permohonan pailit Crown Capital memenuhi syarat pembuktian sederhana sebagaimana ditentukan Pasal 8 ayat (4) UU Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Kini, TPI yang memiliki market share 10 persen dari 40 juta pemirsa di Tanah Air dengan 75 persen sahamnya dimiliki PT MNC melalui PT Berkah Karya Bersama.MNC adalah anak usaha PT Global Mediacom Tbk yang dulu bernama PT Bimantara Citra dan dikendalikan Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (Hary Tanoe).Sebelumnya, pemilik TPI adalah Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan manajemen TPI saat ini menduga obligasi hanya akal-akalan dari Tutut untuk menutupi dugaan penggelapan uang TPI. Terlepas dari pertarungan para kapitalis media tersebut, AJI Indonesia memandang pemenuhan hak-hak pekerja media harus tetap diutamakan. Oleh karena itu, AJI mendukung jalan yang ditempuh Serikat Pekerja TPI untuk mengkonsolidasikan diri dalam mengantisipasi pelanggaran hak-hak pekerja jika TPI benar-benar pailit. Berkaca dari kasus TPI dan sejumlah kasus lain, AJI Indonesia menyerukan kepada seluruh pekerja media di Indonesia untuk bersatu membangun kekuatan dan solidaritas dalam wadah serikat pekerja media, kendati pemilik media selalu berupaya keras menghadang. Dalam catatan AJI Indonesia, pelanggaran terhadap hak-hak pekerja media antara lain menghalangi pekerja untuk bergabung di dalam serikat, intimidasi, memutasi pengurus atau anggota serikat, menjatuhkan PHK, membentuk serikat pekerja "boneka", menolak diajak berunding PKB (Perjanjian Kerja Bersama), dan membuat peraturan perusahaan sepihak.


Ditinjau dari teori Agenda setting, terdapat perbedaan yang cukup jelas antara MEDIA INDONESIA dan SINDO, meliputi :

Teori Agenda Setting. Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Istilah Agenda Setting pertama kali digunakan dalam studi Maxwell E. McCombs dan Donald L. Shaw yang diterbitkan pada tahun 1972 untuk keperluan penelitian di Chapel Hill, North Carolina, USA tentang pemilihan umum. Agenda Setting memang bukan satu-satunya peran media massa. Masih ada beberapa peran lainnya, seperti memberi informasi, berhubungan dengan orang dan kelompok lain serta hiburan. Dari pengertian diatas jika dikaitkan dengan keputusan koran

MEDIA INDONESIA. Menurut pendapat saya, surat kabar Media Indonesia memuat laporan untuk melaporkan kunjungan Surya Palloh ke berberbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar secara mendalam adalah semata-mata untuk memberikan keyakinan terhadap masyarakat terhadap isu yang sedang berkembang sehingga dengan laporan yang disampaikan masyarakat dapat memahami perkembangan dunia politik di indonesia. Sejauh ini MEDIA INDONESIA sesuai dengan agenda settingnya, sebagai surat kabar yang berperspektif luas yang mempercayai bahwa berita-berita yang dikeluarkan merupakan Current issue yang perlu untuk disoroti karena menjadi hal-hal yang merupakan permasalahan yang sedang menonjol dan menarik untuk diberitakan dan dikonsumsi oleh kalangan masyarakat menengah keatas.

SEPUTAR INDONESIA. Menurut pendapat saya, surat kabar Seputar Indonesia memuat laporan seperti tersebut di atas karena memang surat kabar Seputar Indonesia adalah surat kabar yang bertipe Quality News paper, manganut gaya Balance lay-out (harmonis dan penuh keseimbangan pada semua halaman), dan jika kita melihat pada penjelasan tentang tipologi surat kabar di atas, maka Seputar Indonesia adalah termasuk surat kabar dengan tipologi khalayak aktif di mana para pembaca memiliki keputusan aktif tentang bagaimana menggunakan media, yang dengan kata lain, Seputar Indonesia tidak memberikan berita sembarangan yang penting pembaca mau membeli surat kabarnya tanpa melihat isi dari surat kabar tersebut tapi suatu berita yang dapat memberikan sumber pengetahuan yang baik tanpa memberikan kebebasan pembaca untuk memberikan apresiasi terhadap suatu surat kabar. Selain dari pada itu, jika kita tinjau dari tipologi frames, maka Koran Seputar Indonesia yakin akan menjadi media yang unik. Sajian berita yang bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang ramah (tidak berdarah-darah), aktual dan informatif, karena berita terkini disajikan dengan ringkas dan jelas dengan topik-topik yang hangat. Koran yang menghibur karena didukung oleh desain yang menarik dan tidak membuat kening berkerut. Mampu mengakomodasi Feature Lifestyle dan Infotainment sekuat berita. Sajian berita yang bersifat Non Partisan atau tidak memihak dan dapat dipercaya Koran yang bersifat Young and Friendly Newspaper, tercermin dari penggunaan bahasa yang renyah dan sarat dengan unsur partisipasi publik, dan mampu menyajikan gaya hidup yang meliputi in depth news, lifestyle, sport, dan entertainment., Seputar Indonesia berusaha mengajak pembaca untuk mampu memainkan peran aktif dalam membangun pemahaman/persepsi dan penolakan terhadap media. Dengan bentuk ini, memang terlihat Seputar Indonesia lebih banyak memberikan berita yang secara langsung mengajak pembaca untuk mengolah pikirannya dan memberikan suatu pengetahuan/pengalaman yang lebih berarti sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan keuntungan dalam membaca namun juga mendapat keuntungan dari suatu informasi yang memiliki tingkat kebenaran, tingkat moralitas, dan tingkat kesopanan yang baik. Atau dapat juga dikatakan bahwa Seputar Indonesia adalah surat kabar yang memberikan kebebasan pembaca untuk menilai suatu berita berdasarkan isi yang disampaikan bukan berdasarkan judul atau kepentingan suatu individu/kelompok tertentu.

3. Studi Kasus : Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan, untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangatpenting namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya ( bintang 2 ). Mengapa hal itu bisa terjadi ? Jelaskan dari sudut pandang pemahaman anda tentang kepentingan wartawan dalam meliput suatu kegiatan.

Jawaban:

Pemilihan berita sangat terkait dengan Agenda Setting yang telah ditentukan oleh Media Massa tersebut, memberikan penilaian tentang berita apa dan bagaimana yang mempunyai nilai jual dan nilai politis dilihat dari segi kepentingan. Dalam teori agenda setting disebutkan bahwa mengapa orang-orang sama-sama menganggap penting suatu berita, dan teori tersebut mempunyai kekuatan memprediksi bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, maka mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting. Selain itu saat ini Seputar Indonesia sudah dapat digolongkan sebagai Pers Nasional yang berupaya untuk dapat mewadahi segala aspek pemberitaan yang tentunya disusun berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas inilah yang hingga sekarang masih menempatkan TNI AU sebagai prioritas yang rendah dibandingkan dengan lembaga kepolisian yang memang lebih banyak berhubungan dengan masyarakat dan lebih dikenal. Mungkin bila beritanya mengenai kecelakaan pesawat TNI AU, skala kita akan meningkat namun justru saat itu terjadi kebijakan untuk tidak mempublikasikannya. Hal ini bisa kita sebutkan sebagai kelayakan berita atau tidak, yang menurut tulisan dari Isnawati Sukendar (Pengelola Buletin DWP KBRI KL) dalam tulisannya berjudul “Belajar Jurnalistik” terdiri atas 13 bagian yaitu:

1. Actual (Timeless). Seberapa besar nilai peristiwa, yang pertama-tama ditentukan oleh kedekatan waktunya, atau aktualitasnya. Semakin actual semakin bernilai. Semakin kadaluarsa semakin tak bernilai. Tapi nilai itu bisa dipertahankan dengan follow up, dengan updating atau aktualisasi. Kadang-kadang bisa juga dengan menyembunyikan when-nya.

2. Conflict. Peristiwa itu mengandung konflik, baik antar orang, antar kelompok, antar golongan maupun antar Negara. Semakin banyak yang terlibat konflik ia akan semakin bernilai berita. Misalnya, perkelahian, protes, demonstrasi, perang, pembunuhan, dsb. Semain besar akibat konflik itu juga semaikn besar nilai beritanya.

3. Competition. Peristiwa itu mengandung kompetisi/persaingan. Misalnya pertandingan olah raga, persaingan bisnis, dan perebutan kursi jabatan

4. Progress. Peristiwa itu menggambarkan adanya kemajuan yang cukup menarik. Semakin luar biasa kemajuan itu semakin menarik. Misalnya, kemajuan bidang pembangunan dan iptek.

5. Suspense/Dramatic. Peristiwa itu menegangkan. Saat-saat yang kritis. Ketegangan menunggu hukuman mati, saat-saat terakhir di dalam kapal yang tenggelam (Titanic) dan sebagainya.

6. Sex. Peristiwa yang menyangkut skandal-skandal seks.

7. Fear. Peristiwa/situasi yang mengisyaratkan adanya ketakutan. Peristiwa yang menakutkan. Misalnya karyawan takut kalau gaji tidak naik, padahal BBM dan listrik naik, takut teror bom, dan sebagainya.

8. Sympathy. Peristiwa yang mengandung suatu sikap simpatik. Misalnya, Presiden atau walikota turun ke tengah penggusuran untuk menenangkan rakyat.

9. Oddity. Peristiwa ganjil, aneh, keluar biasaan. Misalnya, kambing berkaki tujuh, pangeran akan menikahi anak petani miskin. Manusia hanya setinggi 20 cm, manusia menggigit anjing hidup dan lain-lain.

10. Proximity. Memiliki nilai kedekatan dengan tempat tinggal kita/pembaca. Makin dekat makin bernilai. Makin jauh makin tak bernilai.

11. Prominance. Tingkat ketenaran objek berita, tokoh peristiwa pelaku, pelaku
peristiwa atau objek peristiwa. Makin terkenal semakin bernilai beritanya (Name make news).

12. Consequense. Akibat yang ditimbulkan peristiwa itu. Akibat semakin besar dan semakin luas akan semakin bernilai.

13. Human Interest. Punya nilai kemanusiaan tinggi, mengharukan, dan, membanggakan. Hal-hal yang mampu membangkitkan interest-interest kemanusiaan.

Sehingga menurut pendapat saya, banyak hal yang harus diperbaiki dalam kita ingin mencapai efek psikologi massa melalui surat kabar yaitu : Permasalahan anggaran, dimana anggaran yang dimiliki oleh Dispenau sangat terbatas. Hal ini salah satu penyebab mengapa berita yang dimuat di Seputar Indonesia dan poskota menjadi seadanya, tentunya kita sama-sama mengetahui bahwa semua media massa saat ini berorientasikan keuntungan (profit oriented), sehingga apa yang akan mereka tampilkan didalam media massa tersebut selalu dibatasi dengan seberapa besar dana yang dapat dikeluarkan untuk mempublikasikan berita tersebut. Bila dibandingkan dengan Kapolda Jaya tentunya sangat jauh berbeda, kemungkinan besar mereka mampu menyiapkan dana yang lebih besar dari pada Dispenau dan yang pasti bahwa media massa tidak akan melihat pangkat atau jabatan jika sudah dikaitkan dengan masalah biaya. Permasalahan kedua berkaitan dengan kekuasaan dan kewenangan kewilayahan. Kasau tidak memiliki wilayah operasional khusus yang bersinggungan dengan masyarakat sehingga tidak menutup kemungkinan sebagian besar masyarakat banyak yang tidak mengerti tentang keberadaan Kasau, kecuali masyarakat sekitar lingkungan Mabesau dan Halim Perdanakusuma. Dari kondisi tersebut dapat menjadikan alasan bagi wartawan untuk tidak memuat berita sertijab Kasau secara berlebihan karena mereka merasa masyarakat tidak akan terlalu tertarik dengan Informasi tersebut. Dibandingkan dengan Kapolda Jaya meskipun hanya berpangkat bintang 2 namun jika ditinjau dari sisi kewilayahan, mereka memiliki kewenangan dan kekuasaan wilayah yang jauh lebih luas dari pada mabesau yang berlevel bintang empat. Permasalahan ketiga adalah tidak adanya hubungan emosional secara langsung antara masyarakat dan Kasau, demikian juga dengan wartawan. Antara masyarakat dan Kasau secara umum tidak memiliki kepentingan yang saling berkaitan sehingga media massa menganggap sertijab Kasau bukan merupakan suatu yang penting untuk diketahui masyarakat luas karena efek serah terima tersebut tidak akan ada pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di lingkungan masyarakat. Berbeda dengan Kapolda Jaya yang secara langsung berada ditengah-tengah masyarakat dan secara langsung baik media massa maupun masyarakat akan mempunyai hubungan emosional yang lebih dekat karena adanya hubungan saling ketergantungan dan kebutuhan. Sehingga setiap adanya pergantian pejabat baru, perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui media massa dengan harapan akan memberikan kemudahan pelayanan bagi mereka dan terhadap berbagai kepentingan yang berkaitan dengan keberadaan seorang Kapolda Jaya.

4. Menurut anda, Topik atau issue apa dilingkungan TNI AU yang bisa ”dijual” kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer ditengah-tengah masyarakat?

Jawaban:

1. Program Latihan. Latihan militer TNI AU yang berskala besar dengan melibatkan seluruh kekuatan alutsista tetap ditunggu oleh masyarakat, seperti : Latihan Gabngan TNI". Latihan "Latgab TNI merupakan sinergi dari totalitas kemapuan matra yang meliputi proses pemikiran (konseptual), kemauan bertempur (moril) dan sarana prasarana (fisik) untuk mendaya gunakan ilmu pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu menyatukan tata pikir, bahasa dan menciptakan saling mengenal antar matra. Kondisi ini sangat penting agar Latgab TNI dapat diselenggarakan secara berhasil dan berdayaguna sehingga memiliki kemapuan operasi gabungan yang optimal. Dengan demikian mengisyaratkan,bahwa dalam mandala operasi kombinasi kekuatan 3 (tiga) matra akan merupakan perpaduan kekuatan yang menentukan kemenagan melalui tahapan ” air force leads the way, navy is smoothing the way, and the army conquers the battle”.

2. Luncurkan Acara Militer. Dunia militer rupanya makin mendapat tempat di hati para pembaca media cetak maupun pemirsa televisi. Tentara tidak lagi melulu disorot dari hal-hal yang bersifat miring, namun banyak sisi menarik lain yang bisa digali dari para personel tempur ini. TNI AU bekerjasama dengan Stasiun televisi swasta untuk menayangkan acara baru bertajuk Militer. Program berdurasi 30 menit dan ditanyangkan setiap hari Minggu. di setiap episode Militer akan mengulas segala kemampuan personil dan peralatan senjata yang dimiliki ketiga satuan, TNI AU. Pemirsa akan disuguhi tampilan-tampilan menarik mengenai kemampuan matra militer dalam negeri itu. Sejauh ini, untuk stasiun televisi baru Indosiar yang menayangkan acara Target dan Strategi. Acara itu ditayangkan tiap hari Jumat pukul 15.00 WIB. Sementara untuk majalah ada Commando dan Edisi Koleksi Angkasa yang memuat secara rinci berbagai alutsista militer dan Kepolisian. Kedua majalah ini merupakan by product Majalah Kedirgantaraan Angkasa yang lebih memokuskan diri pada dunia penerbangan (sipil-militerl) serta keantariksaan.

3. PEMBELIAN ENAM SUKHOI SELESAI 2008 Moskow, Sekjen Departemen Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddien mengatakan pembelian enam pesawat Sukhoi dari Rusia dengan dana dari kredit ekspor pemerintah Rusia diharapkan selesai pada 2008. "Saat ini Sukhoi kita baru empat. Diharapkan dengan tambahan lagi, pada 2008 kita punya satu skuadron berikut persenjataan penuh," kata Sjafrie di pesawat kepresidenan saat kembali ke tanah air Sabtu malam. Pembelian pesawat Sukhoi dan sejumlah senjata lain dengan kredit ekspor pemerintah Rusia senilai 1 miliar dolar AS, ditandatangani Sjafrie mewakili Pemerintah RI usai pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow, Jumat malam. Selain Sukhoi, alat utama sistem senjata (alutsista) yang juga dibeli dengan kredit ekspor itu antara lain 10 helikopter angkut MI17 U-5, dan lima helikopter serbu MI-35-P serta satu paket perlengkapan dan amunisinya untuk TNI AD. Dua unit kapal selam kelas kilo, 20 unit tank amphibi BMP-3F dan dua paket rudal anti kapal untuk TNI AL, serta tiga unit Sukhoi SU-27 SKM, tiga unit Sukhoi SU-30 MK 2 dan empat paket senjata dan suku cadang untuk TNI AU. Selain kesepakatan pembelian senjata, Sjafrie juga menandatangani kerja sama dalam menghormati hak cipta dalam bidang pertahanan, yang merupakan rambu pengaman untuk bidang informasi dan substansi teknik militer. Dijelaskan Sjafrie, meski pemerintah Rusia telah memberikan kredit sebesar 1 miliar dolar AS, jumlah itu belum mencukupi kebutuhan minimal perlengkapan TNI antara 2006 - 2010 yang mencapai 1,3 miliar dolar AS. "Untuk sisanya kami masih mengusahakannya dengan Bappenas dan Depkeu," katanya. Ditambahkan Sjafrie, pihaknya juga telah mencapai kesepakatan kerja sama dengan Rusia untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dengan melakukan pengiriman untuk mengikuti pendidikan pelatihan.

4. NI AU Lirik L-159 Buatan Republik Cek. TNI AU kemungkinan akan membeli pesawat latih dan tempur ringan L-159 buatan Aero Vodochody, Republik Cek (Ceko). Pesawat ini nantinya akan digunakan untuk mengganti peran Hawk Mk.53 dan F-5 Tiger II yang habis masa pakainya mulai tahun 2009. Demikian sebagaimana diungkap Tempointeraktif, Jumat (14/7) mengutip keterangan dari Kepala Dinas Aeronautika TNI AU, Marsma TNI Sunaryo HW. Soal rencana pembelian pesawat tempur pengganti Hawk Mk.53 dan F-5, KSAU Jet latih dan tempur ringan, L-159. Foto: airforce-technology.comMarsekal TNI Herman Prayitno sendiri pernah menyinggung bila TNI AU sudah memikirkan guna mencari pengganti kedua pesawat tersebut. KSAU mengharapkan, pembelian pesawat baru bisa direalisasikan pada tahun 2009-2010. L-159 ALCA (Advanced Light Combat Aircraft) merupakan penerus (versi lanjutan) dari L-39 Albatros. Pesawat ini biasa digunakan oleh tim aerobatik arloji ternama, Breitling. Pesawat juga merupakan penyempurnaan dari L-139 Albatros 2000. L-159 punya spesifikasi sebagai pesawat jet latih canggih kecepatan subsonik serta pesawat tempur serang ringan (light attack fighter). L-159 menggunakan avionik digital, terbang perdana tahun 1997, dan dikirimkan ke AU Republik Cek mulai tahun 2002. L-159 ALCA mampu membawa berbagai persenjataan buatan Barat seperti AIM-9 Sidewinder, AGM-65 Maverick, dan Laser Guided Bomb (LGB). Pesawat juga dilengkapi dengan radar warning receiver dan countermeasuresdispensers. Versi multi-role combat adalah pesawat kursi tunggal L-159A,sedangkan yang L-159B adalah versi combat/lead-in trainer (kursi ganda)L-159 punya kecepatan max 936 km/jam, service ceiling 43.300 kaki (13.200 m),Jelajah maksimum 1.570 km dan 2.530 km bila ditambah drop tank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

;

PENELUSUSRAN